GP Argentina berpusat di sekitar Marquez bersaudara, serta apakah Juara Dunia MotoGP dua kali, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team), dapat mengimbangi rekan setimnya, Marc Marquez (Ducati Lenovo Team).
"Saya Mengambil Risiko"
Lagi-lagi bintang pertunjukan adalah Marc Marquez. Ia kembali sapu bersih dan mengemas 37 poin penuh. Hari itu juga istimewa bagi #93 yang mengantongi kemenangan Grand Prix ke-90, membawanya samai pencapaian Legenda MotoGP, Angel Nieto.
"Pertama-tama, kata-kata yang hebat: 'menyamai Angel Nieto'. Dialah yang membuka pintu bagi dunia sepeda motor Spanyol. Angel menunjukkan kepada kita apa itu sepeda motor dan apa itu Kejuaraan Dunia, jadi merupakan suatu kehormatan untuk menyamainya," ucap Marc Marquez.
Lebih lanjut tentang pertarungan intens melawan Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP), ia berkata, "Saya sangat terkesan dengan saudara saya, Alex. Di satu bagian balapan, saya berpikir untuk finis posisi kedua. Dia melaju dengan sangat mulus, selalu menjaga kecepatan di tikungan. Saya melihat bannya tidak panas, dan saya berpikir, 'Dia berada di level yang lain'. Pada akhirnya, saya bertahan, dan saya mengambil risiko, seperti yang Anda lihat. Banyak risiko, mungkin terlalu banyak!"
"Saya Akan Kembali"
Akhir pekan yang berat bagi Pecco, yang belum memenangi Sprint atau Grand Prix musim ini. "Kami memperkecil ketertinggalan selama akhir pekan, namun itu tidak cukup. Hari ini, dalam balapan, kecepatan saya cukup mirip dengan dua pembalap pertama, tetapi saya tidak mampu mengejar mereka. Saya kehilangan sedikit waktu dengan Franky (Morbidelli) dan Johann (Zarco). Namun, saya tidak cukup cepat untuk finis di podium," tuturnya.
Kendati demikian, Bagnaia tetap tenang. "Saya tahu balapan ini akan berlangsung lama dan betapa pentingnya untuk tetap tenang dalam situasi seperti ini. Tahun lalu, di titik musim ini, poin saya lebih sedikit. Saya tahu betapa pentingnya menyelesaikan balapan. Saya tidak ingin mengambil terlalu banyak risiko dalam situasi seperti ini. Namun, saya bekerja keras, dan saya akan terus seperti ini untuk menyelesaikan masalah. Saya tidak akan berada di posisi ini sepanjang musim. Saya akan kembali," paparnya.
A super start for the Marquez brothers after the first two rounds 👀#ArgentinaGP 🇦🇷 pic.twitter.com/QcVk37G5lh
— MotoGP™🏁 (@MotoGP) March 16, 2025
"Saya Benar-benar pada Limit"
Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP) menjalani akhir pekan luar biasa. Sekali lagi berhadapan langsung dengan sang kakak, dan selangkah lebih dekat dengan kemenangan perdananya. "Kedua lagi! Saya pikir hari ini, kami makin dekat dengan kemenangan MotoGP pertama saya!, " tukasnya.
"Saya mencoba yang terbaik dan berusaha untuk terus melaju. Berada di depan Marc, saya menggunakan lebih banyak ban belakang di Tikungan 6, Tikungan 11, Tikungan 7 dan 8, tetapi saya mencoba untuk tetap fokus hingga akhir. Ketika dia melewati saya di Tikungan 5, tetapi melebar, saya berkata, 'Oke, sekarang saya akan mencoba untuk terus melaju,' dan saya mencatat waktu 1'38,3, tetapi dia mencatat waktu 1'38,2. Jadi saya berkata, 'Oke, saya akan finis seperti ini'. Saya tidak bisa melaju dengan ritme itu. Saya benar-benar pada limit dan tidak merasa benar-benar aman. Saya pun memutuskan untuk terus melaju dan finis P2," terangnya.
"Ini Membuat Saya Sangat Emosional"
Minggu lalu jadi hari yang tak akan dilupakan Franco Morbidelli (Pertamina Enduro VR46 Racing Team). Ia kembali ke podium Grand Prix untuk pertama kalinya setelah penantian selama 1.414 hari. Franky kemudian membahas perjalanan hingga ke titik ini dan emosi yang dialaminya. "Selama empat tahun, kami bertahan dengan kuat. Ini adalah perasaan yang luar biasa. Tim pantas mendapatkan ini. Kami memulai musim dengan baik sejak awal tes. Kami mulai memperbaiki titik-titik lemah dan meningkatkannya selangkah demi selangkah," ucapnya.
“Kami harus menjadi lebih baik di beberapa area, seperti posisi start. Hasil finis P3 luar biasa, dan kami akan meraihnya dengan sangat baik. Saya tidak memikirkannya sebelumnya, tetapi sekarang setelah saya memikirkannya, saya menjadi sangat emosional untuk mendapatkan podium pertama bersama tim dan untuk tim di Amerika Selatan."
"Kesalahan Fatal dari Pihak Saya"
Bertekad mengulangi raihan prestasi pada 2023, Marco Bezzecchi (Aprilia Racing) harus mengakhiri balapan Grand Prix lebih awal. Ia melakukan kesalahan krusial di zona pengereman. "Saya mengerem terlalu lambat. Saya menghindari Franky, tetapi sayangnya, saya menabrak roda belakang Fabio (Quartararo). Itu adalah kesalahan fatal dari pihak saya. Saya ingin meminta maaf kepada Fabio. Saya sudah melakukannya kepada timnya. Itu adalah kesalahan saya, dan semoga saja, lain kali akan lebih baik," ungkapnya.
"Saya Ingin Video Menyalip Ini"
Fabio Di Giannantonio (Pertamina Enduro VR46 Racing Team) membuat drama di penghujung akhir GP Argentina. Diggia bertarung melawan Zarco untuk perebutan finis lima besar. Manuver overtaking di Tikungan 11 pada lap terakhir berhasil bawa #21 redam sang rival.
"Saya sedikit kesulitan dengan bagian depan karena suhunya sangat tinggi. Sangat sulit untuk menghentikan motor, jadi saya harus menciptakan gerakan menyalip. Saya berkata, 'Oke, sekarang atau tidak sama sekali, Tikungan 11'. Saya berharap dia sedang mempersiapkan racing line-nya. Saya masuk, dan yang keren adalah, begitu saya berada di dalam, saya berkata dalam hati, 'Saya ingin video menyalip ini!' Itu (pasti) bagus!," seru Di Giannantonio.
"Adalah Hasil Positif untuk Berkata Saya Bertarung dengan Pecco"
Johann Zarco (LCR Honda CASTROL) tampil memukau di Termas. Mengeklaim posisi start ketiga, dan ia tetap bertahan dalam pertarungan di barisan depan. "Hampir jadi akhir pekan impian dari lap pertama hari Jumat hingga balapan hari Minggu. Sangat menyenangkan mendapatkan kesempatan untuk bertarung dengan para pembalap papan atas. Itu merupakan hal positif bagi kami. Saya melakukan segalanya untuk meraih podium, dan strategi pada hari Minggu lebih baik daripada hari Sabtu karena saya mendapatkan start yang lebih baik pada hari Minggu," paparnya.
Saat menghadapi Grand Prix, Zarco terlibat dalam pertarungan dengan Bagnaia. Pembalap Prancis itu akhirnya finis P6. "Saya berada di posisi yang lebih baik untuk berada di posisi ketiga dan mencoba menyamai Alex dan Marc, tetapi saya bertarung dengan Pecco, dan dia bertahan dengan sangat baik. Saya tidak dapat menggunakan kecepatan ekstra yang saya miliki di awal karena pertarungan dengan Pecco. Merupakan hal positif untuk mengatakan bahwa saya bertarung dengan Pecco, tetapi balapannya cukup sulit," tutur Zarco.
"Saya Selalu Ingin Lebih"
Honda terus melangkah lebih jauh di GP Argentina. Joan Mir (Honda HRC Castrol) menyelesaikan balapan yang sulit di P9. Akan tetapi, Juara Dunia MotoGP 2020 itu masih mencari peningkatan lebih lanjut. "Yang pasti, kami melihat beberapa peningkatan. Namun, sepanjang balapan, saya harus bertarung dengan para pembalap KTM yang memiliki mesin lebih cepat, dan saya harus mempertahankan posisi saya. Saya harus banyak menyerang pada rem, dan saya kepanasan di bagian depan. Itu adalah tantangan besar untuk menyelesaikan balapan," ucapnya.
"Saya tidak bisa mengatakan saya senang karena motor kami di sini memiliki lebih banyak potensi, tetapi saya tidak bisa bertahan dari yang lain. Setiap kali di lintasan lurus, mereka menyalip saya. Kami perlu memahami apa yang dapat kami lakukan untuk menyelesaikan situasi itu. Tahun ini, saya dapat melihat bagaimana saya mampu bertarung. Namun, sebagai seorang pembalap, saya selalu menginginkan lebih," pungkas Mir.