Ai Ogura telah mendaftarkan diri untuk tugas terberat di MotoGP™ minggu lalu, untuk menjadi pembalap Jepang pertama yang menjuarai Kejuaraan Dunia kelas utama. Terlepas dari semua kesuksesan besar dalam titel Konstruktor, gelar juara dan kemenangan Grand Prix di kelas yang lebih kecil, penghargaan tertinggi dalam olahraga ini masih menanti pembalap Jepang.
Hanya tiga hari setelah Trackhouse Racing mengumumkan Ogura akan bergabung dengan tim MotoGP™ itu musim depan, ia mengalami kecelakaan dan cedera fraktur tangan kanan saat latihan Sabtu pagi di Red Bull Ring. Pemenang Moto2™ lima kali ini telah menang dua kali pada 2024, serta masih menempati peringkat kedua klasemen Kejuaraan Dunia Moto2™, meski absen di GP Austria.
Ini adalah jalan sulit bagi Ogura yang telah memenangi tiga balapan Moto2™ pada 2022 dan menduduki peringkat kedua klasemen akhir, sebelum mengalami cedera musim 2023. Ia melangkah ke Kejuaraan Dunia MotoGP™, yang terakhir kali menjadi saksi seorang pemenang Jepang dua dekade lalu, ketika Makoto Tamada mencetak kemenangan kandang untuk Honda di Motegi pada 2004. Sebelumnya, Tamada juga menang di Rio dan peringkat keenam di Kejuaraan. Pembalap Jepang terakhir yang naik podium MotoGP™ adalah Katsuyuki Nakasuga, yang membawa Yamaha meraih posisi kedua di Valencia 2012. Takaaki Nakagami, finis ke-14 di Austria, adalah peraih pole position terakhir dari Jepang di Aragon 2020.
- TRACKHOUSE RACING REKRUT AI OGURA UNTUK MOTOGP™ 2025 DAN 2026
- AI OGURA BERGABUNG DENGAN BARISAN BINTANG JEPANG DI MOTOGP™
Pembalap Jepang yang paling dekat merengkuh gelar terjadi pada 1997. Tadayuki Okada datang di saat yang tidak tepat, tepat di tengah-tengah dominasi Mick Doohan. Ia peringkat kedua di Kejuaraan Dunia 500cc 1997, di belakang rekan setimnya di Repsol Honda Team tersebut. Dua tahun kemudian, Okada peringkat ketiga di belakang Alex Criville dan Kenny Roberts Junior. Ia berhasil naik podium 500cc sebanyak 21 kali, termasuk empat kemenangan di Grand Prix. Dalam era lain, hal tersebut sudah cukup untuk meraih gelar juara.
Tak ada yang akan melupakan Norick Abe. Dengan rambut panjang yang tergerai di belakang helmnya, ia memenangi tiga balapan Grand Prix 500cc untuk Yamaha. Dua kemenangannya di Suzuka pada 1996 dan 2000 sangat spesial, senyum lebar dan selebrasi di podium di depan para pendukung tuan rumah. Salah satu pembalap Jepang yang paling diremehkan di Grand Prix 500cc adalah Tohru Ukawa. Saya ingat dia bertarung melawan rekan setimnya di Honda, Valentino Rossi, untuk memenangi Grand Prix 2002 di Welkom, Afrika Selatan. Ia berhasil peringkat ketiga klasemen akhir, tetapi itu adalah satu-satunya kemenangannya di kelas 500cc.
Tidak diragukan lagi, Jepang dan Honda telah menyiapkan Daijiro Kato yang brilian untuk membawa pulang titel dunia. Ia menang 11 Grand Prix dalam perjalanannya menuju gelar Juara Dunia 250cc musim 2001. Kato lalu mengemas dua podium di atas motor Honda 2-tak dan 4-tak pada musim debutnya di MotoGP™. Ia pun menempati peringkat ketujuh klasemen akhir 2002. Panggung telah disiapkan untuk dorongan besar pada 2003, namun berakhir dengan tragedi. Kato tewas pada putaran pembuka di Suzuka. Mimpi itu pun sirna pada sore yang mengerikan itu, dan kita hanya bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika pertarungan antara Valentino Rossi versu Kato terjadi. Satu hal yang pasti, Kato akan berada di atas sana bersama para bintang MotoGP™.
Jadi, dua tahun ke depan adalah masa yang luar biasa bagi bintang Jepang terbaru untuk muncul dari kelas yang lebih kecil. Dalam 75 tahun terakhir, sangat jarang ada pembalap Jepang yang berkompetisi di kelas premier dengan motor Eropa. Bagi Ogura, Aprilia adalah Aprilia dan ia bisa menatap sejarah dengan optimis. Pembalap Jepang pertama yang memulai balapan dan meraih poin di kelas 500cc adalah Fumio Ito. Ia finis keenam pada Grand Prix Prancis 1960 di Clermont-Ferrand dengan mengendarai BMW. Sebuah pertanda baik bagi Ogura, saat pembalap berusia 23 tahun ini memulai perjalanannya untuk menulis ulang sejarah