Qatar tak pernah mengecewakan. Dan musim 2025 melanjutkan rentetan cerita yang terjadi di bawah lampu sorot. Marc Marquez (Ducati Lenovo Team) mengambil alih kembali puncak klasemen Kejuaraan, hingga pelanggaran tekanan ban yang dilakukan Maverick Vinales (Red Bull KTM Tech 3) mewarnai Qatar Airways Grand Prix of Qatar akhir pekan lalu.
Marc Marquez Akui Kesalahannya
Berbicara tentang insiden kontak saat lap pertama, Marc Marquez mengaku salah. "Kontak dengan Alex (Marquez) sedikit lebih merupakan kesalahan saya daripada kesalahannya. Saya baru saja membuka gas dan saya merasa bagian belakang melaju, jadi saya menutup gas dan dia tidak menduganya. Karena alasan itu, dia menabrak saya dan (Franco) Morbidelli menyalip saya dari luar. Tapi itu sedikit lebih merupakan kesalahan saya. Beruntung bagi kami berdua, kami tetap berada di atas motor," ucap #93.
Marc Marquez meraih kemenangan Grand Prix ketiganya musim ini. Sebelum menggapai podium tertinggi, sang pembalap sempat bertarung melawan Vinales yang tampil mengejutkan dengan kecepatannya.
"Kemudian saya tiba di tikungan pertama dan saya melihat KTM. Saya berkata, ‘Acosta’, tapi ternyata itu Vinales. Ia mengendarai motornya dengan sangat baik. Saya mencoba memahami apa yang dia lakukan dengan lebih baik. KTM juga memiliki beberapa kelebihan yang bisa kami kembangkan. Namun, pada motor kami, keseimbangannya sangat bagus," ujarnya.
Kisah Lama Bagnaia Berulang
Meski naik ke posisi P2 dari P11, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) tak sepenuhnya puas dengan hasil yang dipetiknya. "Jika saya bisa melakukannya pada hari Minggu, saya juga harus melakukannya pada hari Sabtu. Kemarin kurang lebih seperti biasanya. Dalam balapan Sprint, saya tidak bisa agresif dengan cara yang sama. Saya tidak bisa merasakan performa yang sama seperti yang saya rasakan pada hari Minggu. Saya harus meningkatkannya. Mungkin kami tahu cara yang harus diikuti," tuturnya.
Lebih lanjut, Bagnaia mengatakan hal itu adalah sesuatu yang harus saya tingkatkan karena jelas merupakan salah satu titik kelemahannya. "Selain itu, saya berusaha keras untuk menutup jarak. Itu tidak mudah dari P11. Mungkin saya terlalu memaksakan bagian belakang dan juga pertarungan dengan Franky (Morbidelli) membuat kami kehilangan banyak waktu. Ketika saya berada di sana, kalah dan mencoba untuk kembali, saya kehabisan ban belakang. Saya mencoba untuk finis dengan cara terbaik, tetapi itu tidak cukup untuk menutup jarak dan mencoba memenangi balapan," terangnya.
Vinales Tak Pedulikan Penalti
Sebelum dikenai penalti 16 detik atas pelanggaran tekanan ban, Vinales mengemas finis kedua. Top Gun bahkan sempat memimpin balapan. Perihal penalti yang diterimanya, ia berkata, "Saya hanya melihat ke depan. Saya tidak melihat hal lain. Saya tidak punya waktu. Saya sangat berkonsentrasi untuk melihat ke depan. Saya tidak peduli apa yang akan terjadi setelahnya. Saya senang dengan hasilnya dan saya senang dengan penampilan saya. Kami sangat senang. Ini adalah sesuatu yang kami butuhkan dan ini tercapai untuk proyek ini."
🚨BREAKING🚨 Maverick Viñales demoted to P14 after receiving a 16-second penalty due to low tyre pressure#QatarGP 🇶🇦 pic.twitter.com/67WSkClT1L
— MotoGP™🏁 (@MotoGP) April 13, 2025
Dampak Hadirnya Rossi bagi Morbidelli
Franco Morbidelli (Pertamina Enduro VR46 Racing Team) mengungkapkan, bahwa kehadiran sang mentor, Valentino Rossi, di garasinya memberikan dampak besar. "Rasanya luar biasa, luar biasa... Kehadiran Vale sangat berharga untuk mendapatkan performa yang hebat sepanjang akhir pekan dan kami berhasil melakukannya, dan saya sangat senang. Bahkan pada 10 lap pertama balapan, saya memikirkan betapa senangnya dia menyaksikan balapan dan melihat motornya berada di depan. Jadi, saya sangat puas dengan performa akhir pekan ini dan podium kedua ini adalah akhir yang luar biasa," papar Franky.
Zarco Makin Solid
Johann Zarco (CASTROL Honda LCR) pulang dari GP Qatar dengan senyuman lebar di wajahnya. Finis keempat menjadikannya sebagai penunggang RC213V yang cukup konsisten dalam mendulang poin sejauh ini.
"Saya mengubah banyak hal dan saya senang apa yang ingin saya ubah mulai membuahkan hasil. Jadi ini adalah versi yang bagus dari hal-hal baru yang ingin saya lakukan. Mungkin versi terbaiknya adalah perasaan fokus, hanya mengulangi apa yang saya tahu, yakni terakhir kali di Moto2, karena saya tidak pernah mengalami hal ini di MotoGP. Saya percaya bahwa membuat langkah mundur dengan Honda dari tahun lalu untuk membangun kembali sesuatu, sekarang saya memiliki kesempatan untuk menikmati lebih banyak lagi dan melihat bahwa saya sangat dekat dengan sesuatu yang terbaik," terangnya.
4th @JohannZarco1 – Race #QatarGP
— LCR Team (@lcr_team) April 13, 2025
🎤“Fighting for the podium and having that pace and that feeling on the bike it’s something really cool. We’ve worked really well this weekend. Let’s try to keep the momentum going; we’re steadily making progress, and that’s what really matters.” pic.twitter.com/2eXoGt8zdK
Alex Marquez Bikin Kesal Diggia
Insiden dengan Alex Marquez (BK8 Gresini Racing MotoGP) membuat Fabio Di Giannantonio (Pertamina Enduro VR46 Racing Team). Peluangnya untuk meraup poin maksimal pun sirna. Ia hanya bisa berharap situasi seperti ini tak akan lagi terjadi ke depannya.
"Saya cukup jelas berada di depan dan saya tertabrak dengan cukup keras. Yang pasti, itu tidak disengaja, tetapi itu adalah sebuah kesalahan. Satu-satunya hal yang saya pikirkan adalah bahwa di level kami di Kejuaraan Dunia MotoGP, kesalahan seperti ini sedikit di luar batas, jujur saja," ucap Diggia.
"Kami bisa menerimanya mungkin di Moto3. Kami bisa menerimanya, mungkin di Moto2. Anda bisa menerimanya mungkin dari seorang rookie di MotoGP, saat pertama kali mereka berada di depan, ketika Anda memiliki banyak emosi, tetapi dalam level pembalap kami, kami harus menghindari situasi seperti ini," imbuhnya.
Alex Marquez Ingin Minta Maaf ke #49
Mengaku bertanggung jawab atas kontak dengan motor #49, Alex Marquez memberikan tanggapannya. "Pada lap ketiga, Diggia menyerang saya di Tikungan 10, dan kemudian saya mencoba menyerangnya lagi di Tikungan 12. Itu bukan tempatnya. Itu bukan saat yang tepat untuk melakukan hal itu. Saya benar-benar melakukan kesalahan. Jadi adil, Long Lap Penalty, saya menerimanya, saya ingin meminta maaf kepada Diggia dan timnya," tutur pembalap Spanyol ini.
"Kemudian, saya menjalani Long Lap Penalty. Saya mencoba untuk tenang, saya mencoba untuk menemukan ritme saya. Saya memulihkan posisi yang baik, jadi poin yang bagus untuk klasemen Kejuaraan dan terus melaju. Ada banyak hal positif dan kami harus menatap Jerez," tegas Alex Marquez.
Raihan Cukup Positif untuk Acosta
Setelah turun pada paruh pertama balapan GP Qatar, Pedro Acosta (Red Bull KTM Factory Racing) kembali naik ke posisi kedelapan. Sebuah peningkatan dibandingkan hasil yang dipetiknya dalam Sprint.
"Jauh lebih baik... jauh lebih baik. Memang benar bahwa kami harus menganggapnya sebagai ‘balapan yang bisa diterima’, tidak bagus karena pada akhirnya saya memulai dengan cukup jauh, lalu pada paruh pertama saya melewati urutan ke-14 dan tidak mudah untuk kembali, serta memiliki lintasan yang bersih dan cepat. Perasaan yang sama seperti tahun lalu... tidak ada chatter, tidak ada apa-apa. Untuk ini, kami menunjukkan bahwa ketika kami tidak memiliki banyak masalah, kami bisa cepat. Seperti yang saya katakan, ini adalah balapan yang bisa diterima. Saya senang," paparnya.
After the penalty for Maverick Viñales, the Top 10 looks like this 👀#QatarGP 🇶🇦 pic.twitter.com/caZSRZjgj9
— MotoGP™🏁 (@MotoGP) April 13, 2025
Akhir Pekan Tersulit bagi Binder
Berbeda dengan Acosta. Rekan setimnya, Brad Binder, merasakan penuh tantangan sepanjang menghadapi GP Qatar. "Ini jelas akhir pekan MotoGP tersulit yang pernah saya alami sepanjang karier saya sejauh ini. Apa pun yang kami coba, saya tidak pernah merasa nyaman. Saya merasa seolah-olah jika saya tidak mengalami getaran hebat, saya sedang mencuci bagian depan. Dan jika saya tidak mencuci bagian depan, saya merasa seperti berputar sangat kencang. Jadi, saya benar-benar tidak merasa baik sama sekali dan saya sangat kesulitan," keluhnya.
"Kami mencoba banyak hal yang berbeda, tetapi tidak ada yang benar-benar mencapai titik yang diinginkan. Entah mengapa sejak lap pertama di sini, saya merasa seperti tidak memiliki cengkeraman bagian belakang sama sekali dan kami tidak benar-benar menemukan apa pun yang membuatnya terasa normal. Begitulah adanya dan saya berharap untuk mencoba lagi di Jerez," lanjut Binder.